7 Alasan Bank Tidak Mau Menyalurkan Pinjaman ke UMKM

Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM sering mengalami masalah dalam pendanaan untuk mengembangkan bisnisnya. Karena keterbatasan modal, menjadikannya tidak bisa menyediakan produk yang dipesan oleh konsumen. Pinjaman usaha tanpa jaminan menjadi salah satu solusi yang sangat dibutuhkan oleh UMKM untuk mengembangkan usaha.

Tidak banyak lembaga keuangan yang mau menyalurkan pinjaman pada pengelola UMKM karena bermacam keterbatasan. Pemilik dana tentu hanya ingin memberikan pinjaman kepada pihak yang bankable atau layak menurut perbankan. Sedangkan tidak semua UMKM memenuhi ketentuan tersebut sehingga kesulitan untuk mendapatkan modal. 

Alasan Bank Tidak Mau Menyalurkan Pinjaman ke UMKM

Bermunculannya UMKM dengan aneka produk merupakan kabar menggembirakan bagi perkembangan ekonomi bangsa dan penanganan masalah pengangguran. UMKM merupakan salah satu sektor yang mampu cukup banyak menyerap tenaga kerja dan berkontribusi pada perkembangan ekonomi negara. 

Namun, banyak UMKM yang akhirnya gulung tikar karena keterbatasan modal. Masalah ini menjadi isu yang sering dibahas oleh para tokoh. Sampai saat ini jumlah lembaga keuangan yang mau menyediakan pinjaman dana kepada pelaku usaha UMKM masih terbatas. Penyebabnya antara lain:

  • Volume usaha belum terlihat

Perkembangan bisnis UMKM tidak sebesar produk pabrik yang mampu menghasilkan barang dalam jumlah besar sekaligus. Ini yang menyebabkan pihak bank kurang memberikan kepercayaan ketika mengajukan pinjaman modal.

Kemampuan UMKM dalam memenuhi kewajiban untuk mengembalikan pinjaman berikut bunganya masih diragukan. Sedangkan jika dihitung secara detail, dari transaksi kecil ini mampu mendatangkan keuntungan yang signifikan. 

  • Tinggi resiko

Bisnis skala kecil mempunyai resiko cukup besar. Jika banyak produk yang belum laku, maka pemilik akan kesulitan untuk memproduksi barang lagi karena modal belum menjadi uang. Resiko ini sebanding dengan keuntungan yang diperoleh dari usaha sektor UMKM. Secara kalkulasi, keuntungan bisnis sektor ini cukup besar. 

Persoalan tingkat resiko yang tinggi menjadikan lembaga keuangan ragu untuk menyalurkan pinjaman modal. Apabila perputaran bisnis lambat, berpotensi pada turunnya kemampuan untuk membayar pinjaman berikut bunganya. 

  • Tidak ada pembukuan yang tertib

Salah satu hal yang menjadi pertimbangan lembaga keuangan sebelum menyalurkan pinjaman adalah pencatatan atau pembukuan dari usaha. Berdasarkan data ini bisa dianalisa potensi keuntungan dan kerugian yang bisa dialami oleh pemilik usaha. 

Karena dijalankan secara sederhana, tidak jarang pemilik UMKM kurang memperhatikan pencatatan. Apalagi karena transaksi masih simpel, banyak yang hanya berdasarkan pada asas kepercayaan terhadap supplier atau pun distributor. Hal ini yang menjadi kendala bagi lembaga keuangan dalam melakukan analisis layak atau tidaknya usaha tersebut untuk mendapat pembiayaan. 

  • Tidak mempunyai jaminan

Masalah berikutnya adalah jaminan. Untuk mendapatkan pinjaman, lembaga keuangan biasanya mensyaratkan agunan yang harus mempunyai nilai jual. Pemilik UMKM belum tentu memiliki agunana sebesar dana yang diajukan. Hal ini akan menjadi kendala untuk mendapatkan modal guna mengembangkan usaha tersebut. Pinjaman usaha tanpa jaminan merupakan solusi paling tepat. 

Meski ada lembaga keuangan yang memberikan pinjaman tanpa jaminan, namun belum tentu bersedia melayani UMKM yang masih baru menjalankan usaha. Biasanya lembaga keuangan mikro atau LKM hanya memberikan pinjaman modal pada pemilik usaha yang sudah berjalan beberapa tahun dan mempunyai catatan perkembangan bisnis serta cash flow minimal 3 bulan. 

  • Manajemen sederhana

Sebagai unit usaha yang sederhana, UMKM dikelola secara simpel. Kepengurusannya pun sederhana dan hanya dikelola oleh beberapa orang. Kadang penanggung jawabnya tunggal, yaitu pemilik saja. Ini menjadi pertimbangan pemberi pinjaman modal karena jika wanprestasi dalam pembayaran sulit untuk meminta pelunasan pinjaman. 

  • SDM terbatas

Keterbatasan kemampuan SDM dalam bidang administrasi dan pelaporan juga menjadi kendala untuk mengajukan pinjaman. Lembaga keuangan membutuhkan data cash flow dan neraca transaksi sebagai bukti jalannya usaha tersebut. Namun karena keterbatasan SDM data tersebut seringkali tidak tersedia. Masalah ini menjadi kendala dalam pengajuan modal usaha.

  • Legalitas 

Legalitas sebuah usaha sangat penting dalam pengurusan administrasi. Namun tidak sedikit pemilik UMKM yang tidak melengkapi administrasi ini dalam menjalankan usaha. Ini merupakan salah satu kendala dalam pengajuan pinjaman yang menjadikan pengelola kesulitan mendapatkan modal untuk usaha.

Pinjaman usaha tanpa jaminan melalui fintech

Sebagai salah satu fintech yang tengah berkembang di Asia Tenggara, Fazz memahami keterbatasan yang sering dialami oleh pemilik UMKM dengan memberikan fasilitas modal usaha yang pengajuannya mudah dan cepat melalui fitur Loan.

Jumlah pinjaman yang dapat diterima bervariasi, sampai maksimal Rp 2M. Untuk sistem pengembaliannya pun fleksibel sehingga bisa menyesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan. 

Produk loan dari Fazz Business dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha. Meski tidak mempunyai jaminan, siapa saja bisa mengajukan pinjaman modal kerja. Suku bunga yang rendah merupakan salah satu alasan kenapa produk ini sangat tepat bagi pemilik usaha untuk memenuhi kebutuhan modal. 

Pemilik UMKM bisa mengajukan Pinjaman usaha tanpa jaminan untuk usaha dengan syarat yang mudah. Kini Anda tinggal fokus pada bisnis dan tidak perlu bingung untuk memenuhi dana guna mengembangkan usaha yang dikelola.